Minggu, 9 Maret 2014 pukul
07.00 WIB. Saya bersama keluarga & sepupu berlibur ke pantai Pasir Putih di
Bungatan, Situbondo, kabupaten paling timur di pulau Jawa tepat sebelah
selatannya Pulau Madura. Kami berangkat dari rumah mengendarai Innova yang muat
ditumpangi oleh 11 orang, termasuk 3 anak kecil.
Peta perjalanan Ngoro, Mojokerto - Pasir Putih, Situbondo sepanjang 152 km |
Tempat-tempat menarik sepanjang perjalanan |
Perjalanan sejauh 152 km itu ditempuh dalam waktu sekitar 4 jam. Dalam perjalanan tersebut, kami melewati beberapa tempat yang menarik. Di antaranya makam KH. Abdul Hamid (Mbah Hamid), salah seorang ulama pemimpin Pesantren Salafiyyah Pasuruan, tepatnya di belakang masjid An-Nur di seberang jalan alun-alun Kota Pasuruan. Kemudian kami melewati Wisata Banyu Biru. Wisata kolam pemandian favorit di Pasuruan tepatnya di desa Sumberejo, kecamatan Winongan, Pasuruan. Sejalan kemudian kami melewati perkebunan buah naga di sepanjang jalan Probolinggo. Berturut-turut kami melewati PT. Inti Sasa, pabrik penyedap masakan yang cukup besar di Indonesia. Kemudian melewati jalur menuju Gunung Bromo. Kemudian melewati Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Paiton, Probolinggo.
Selain tempat-tempat menarik
tersebut, kami juga disuguhkan dengan laju kecepatan motor 1.000cc yang
melewati jalur Surabaya-Banyuwangi. Layaknya kompetisi GP pada umumnya, geng
motor tersebut melaju dengan kecepetan lebih dari 100 km/jam. kami pun terhibur
dengan aksi salah satu pengendara yang mengangkat motornya (jumping) tepat di
depan mobil kami. Sekitar lima belas motor ikut dalam rombongan touring tersebut.
Alam sekitar Pantai Pasir Putih |
Tidak terasa sudah hampir
sampai di tempat tujuan. Pemandangan pantai, tanaman bakau, bukit & pegunungan
menghiasi sisa perjalanan kami ke Pantai Pasir Putih. Plat nama kecil
bertuliskan "Pantai Pasir Putih" terlihat semakin jelas, menandakan
kami sudah sampai di Pantai Pasir Putih.
Pintu masuk pantai terdiri
dari 3 pintu. Semakin ke timur suasana pantai semakin ramai. Kebetulan saat itu
kami masuk melalui pintu tengah. Suasana agak ramai dibandingkan dengan pintu
masuk pertama yang telah kami lalui. Di sana beberapa petugas sudah siap
menyambut kedatangan kami. Kami pun membayar tiket masuk seharga Rp45.000 dengan
perincian Rp5.000 untuk tiap orang dan Rp5.000 untuk mobil. Jam menunjukkan
pukul 11.00, suasana masih sepi. Beberapa parkiran mobil masih kosong, tidak
banyak anak yang bermain di pantai. Perahu layar pun sedikit yang berlayar.
Suasana seperti itu berbeda
dengan suasana di sisi pintu masuk paling timur. Banyak wisatawan bermain di sana. Banyak juga perahu berlayar mengangkut wisatawan untuk berkeliling di sekitar
pantai. Suasana disana lebih ramai, tetapi tidak membuat kami tertarik untuk
bergabung kesana.
Sejenak kami menikmati
keindahan pantai Pasir Putih dengan berfoto-foto ria, menggelar tikar dan
kemudian mencicipi bekal seadanya, yang akan sedikit meningkatkan stamina kami
untuk menghabiskan liburan disini. Kami memulai keramaian disini dengan
menyewa perahu untuk sekedar berkeliling menikmati indahnya pantai Pasir Putih
dari tengah laut. Dengan biaya Rp80.000 kami menyewa perahu untuk 10 orang
selama +/- 10 menit. Pemandangan bawah laut yang indah, termasuk karang dan
ubur-ubur, mewarnai pelayaran kami. Pasir Putih yang kami harapkan sesuai dengan namanya, ternyata hanya terdapat disini, di tengah laut bukan di pantainya.
Sedangkan pasir di pantai tidak lagi berwarna putih, melainkan bercampur pasir
hitam. Itulah satu-satunya kekecewaan kami disana.
Setelah selesai berlayar,
kami menikmati kuliner di sekitar pantai. Sate, es degan dan tape bakar menjadi
menu makan siang kami. Tentunya tidak lengkap berlibur di pantai, tetapi tidak
berenang. Itulah tujuan utama kami berlibur ke pantai Pasir Putih. Sebelumnnya
kami menunaikan kewajiban sholat Dzuhur dahulu, sehingga kami dapat berenang
sepuas-puasnya nanti. Dalam perjalanan ke musholla, kami menemui banyak
pedagang souvenir, pakaian, dan ikan laut yang menunggu wisatawan datang unutk membeli. Sayang seribu sayang, tak ada satu pun wisatawan yang datang. Hanya
kami bertiga yang kebetulan lewat. Memang itulah suasana perdagangan di pintu
masuk paling barat, area pantai pasir putih yang paling sepi. Gedung tak
terpakai bekas restoran, menambah kesepian area barat pantai pasir putih itu.
Mungkin hal itulah yang menyebabkan area barat pantai Pasir Putih ini menjadi
sepi. Betapa tidak, pantai yang seharusnya digunakan wisatawan untuk
bersenang-senang dan bersantai, malah didirikan bangunan yang jelas-jelas
mengganggu kesenangan wisatawan yang datang.
Selesai sholat, kami kembali
ke tempat semula dan langsung menceburkan diri ke laut. Berbaur dengan
wisatawan lain, bermain, dan berenang bersama. Disana terdapat persewaan ban
bekas untuk pelampung dengan biaya sebesar Rp5.000. Adik-adik saya bisa
merasakan kepuasan berenang disini. Tidak adanya ombak besar dan jarang adanya
karang atau batu yang mengganggu kesenangan mereka bermain. Rasa Air laut yang
asin dan pasir pantai yang tak lagi putih tidak menyurutkan kami untuk terus
bersenang-senang disana.
Puas berenang-renang di
pantai, kami membersihkan diri dan ganti baju di kamar mandi. Tarif untuk mandi
Rp2.000 per orang. Setelah itu, barulah kami berburu oleh-oleh khas. Kebetulan
pantai tersebut dekat dengan Kab.Bondowoso, sehingga ikan asin dan berbagai
jenis tape kami bawa pulang untuk oleh-oleh. Sekitar
2-3 Km dari pantai Pasir Putih, kami mampir ke rumah tetangga kami yang
mengontrak rumah di Mojokerto. Kebetulan waktu itu kami belum sholat Ashar,
sholatlah kami disana. Warga disana sehari-harinya menggunakan bahasa Madura.
Tetapi kami tidak kesulitan untuk berkomunikasi dengan mereka. Kami disuguhkan
dengan bubur ketan semacam kolek dicampur dengan pisang manis. Setelah habis,
disuguhkan lagi nasi dan ikan asin yang menggunung. Kenyanglah kami dengan
dengan suguhan tetangga kami itu. Dan kami siap melanjutkan perjalanan pulang
ke Mojokerto.
Suasana petang, langit
mendung dan hujan deras mengiringi perjalanan pulang kami. Kami pun tertidur
pulas dalam perjalanan. Sesampai di Probolinggo, kami berhenti di terminal
pengisian bensin untuk sholat Maghrib. Perjalanan kemudian dilanjutkan meskipun
hujan masih mengguyur deras. Sekian lama di perjalanan, perut kami sudah mulai
keroncongan, tidak sabar untuk segera makan di warung makan pinggir jalan.
Sesampai di Kota Pasuruan, kami mampir di kedai bakso yang cukup ramai
pengunjungnya. Memang sebelumnya kami sudah mengincar kuliner bakso untuk makan
malam. Kami pun kemudian berhenti dan menikmati bakso bersama sembari menikmati
dinginnya malam.
Setelah semua hidangan telah
habis kami makan, peristiwa mengejutkan terjadi di sekitaran warung bakso
tersebut. Banyak orang berkerumun memandangi seorang pria pembeli bakso.
Sepertinya mereka kenal orang itu. Salah satu sepupu saya mendatangi saya. "
Ada Charly Setia Band, coba lihat di depan", bisiknya. Saya pun langsung
menengok apa yang dikatakan sepupu saya. Dengan penuh keraguan saya berpikir "apa benar ini Charly asli atau KW ?". Sebab, wajah Charly memang sudah pasaran di
Indonesia. Tapi setelah saya melihat plat nomor mobil yang dibawanya berplat
nomor "B" Jakarta, saya langsung yakin bahwa itu Charly Setia Band.
Tapi tetap saja kami masih malu-malu untuk meminta foto dengannya. Disisi lain,
sepupu saya tidak sungkan-sungkan meminta izin langsung berfoto bersama
dengannya. Semua orang yang tadi berkerumun, ikut-ikutan berfoto bersama dengan
Charly begitu juga saya dan adik saya. Tidak ketinggalan juga saya bersalaman
dengannya. Termasuk penjual bakso dan pelayan-pelayannya ikut meramaikan momen
foto bersama tersebut. Suasana menjadi ramai dengan kedatangan Charly van
Houten, vokalis Setia Band.
Momen yang sangat langka dalam hidup saya bisa bertemu,
berfoto, dan bersalaman dengan artis top Indonesia sekelas Charly. Lumayan
menarik dijadikan oleh-oleh untuk diceritakan di rumah nanti. Lumayan berharga
untuk disimpan sebagai kenangan di masa datang. Sehingga lengkaplah sudah
liburan kami hari itu di Pantai Pasir Putih. Kami pun pulang beristirahat untuk
menyambut hari esok yang cerah.
sip gan
ReplyDeleteKeren dan menarik, lihat juga disimi
ReplyDeletemisteri dan keindahan gunung kawi
top wisata di jawa timur yang menarik